Selasa, 01 Januari 2008

Tawaf di Alun-Alun Utara

Pasti kita pernah mendengar kisah, maupun melihat tayangan, saat para jamaah haji melakukan tawaf dan rangkaian ibadah haji lainnya. Desak-desakan, dorong-dorongan, seolah menjadi cerita wajib saat melaksanakan rangkaian ibadah haji. Jutaan manusia menumpuk jadi satu di suatu tempat, menciptakan gelombang yang tergesa-gesa, menghadirkan kejengkelan dan kekesalan, menciptakan satu pola gerak yang sama, mengelilingi ka'bah, berlari-lari kecil antara safa dan marwah, berjalan dari dan ke tempat lempar jumrah, maupun melakukan aktivitas haji lainnya.
Akan tetapi, jutaan manusia tersebut sepertinya -karena belum pernah mengalaminya sendiri- tidak merasakan perasaan jengkel, kesal, marah, dan lelah saat berdesak-desakan dan berdorong-dorongan. Perasaan tersebut hilang ditelan perasaan bahagia berjuang dijalan Allah untuk menggapai indahnya surga dan ridho-Nya.

Hari ini, 1 Januari 2008, sebuah pengalaman yang serupa namun tak sama dengan aktivitas haji tersebut dapat kita saksikan maupun alami sendiri di Alun-Alun Utara Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat. Alun-alun utara dini hari tadi menjadi tempat berkumpulnya ribuan, kalau ibadah haji jutaan, manusia yang ingin melewatkan malam pergantian tahun dari 2007 ke 2008.

Kalau dalam haji, center of the crowd nya adalah Ka’bah dengan Hajar Aswadnya, dalam keramaian tadi pagi pusatnya adalah panggung musik rok yang tak jelas lirik lagunya. Jika jama’ah haji mengharapkan pahala dan ridho dari Allah SWT, maka saat diri hari tadi sebagian besar manusia di Alun-Alun Utara mengharapkan kebahagiaan dan kegembiraan sesaat (jika tidak ingin dikatakan semu) bersama orang-orang yang dicintai dan disayangi. Haji juga merupakan sesuatu sudah pasti dan diyakini bersama merupakan syari’at dalam islam sedangkan perayaan malam tahun baru merupakan sesuatu yang dianggap, beberapa ulama dan gerakan islam, sebagai tasyabuh (mengikuti kebiasaan non-muslim). Namun, diantara perbedaan yang sangat mencolok tersebut ada sebuah persamaan yang nyata diantara keduanya, yaitu sama-sama berdesak-desakan dan berdorong-dorongan.

Pagi tadi alun-alun utara penuh dengan ribuan manusia pejalan kaki, ribuan motor, ratusan mobil yang berdesak-desakan. Ribuan pejalan kaki setelah menikmati suguhan kembang api yang spektakuler dan sangat indah, tepat setelah pukul 00:00:01 tanggal 1 januari 2007, berjalan berdesak-desakan meninggalkan alun-alun utara. Kemacetan arus pejalan kaki terlihat dengan jelas, bau badan, ungkapan sumpah serapah, teriakan kekesalan berkumpul jadi satu dengan harapan-harapan, mimpi-mimpi dan cita-cita. Harapan untuk tahun 2008 yang lebih cerah dan lebih berwarna.

1 Januari 2008
Postingan dari blog lama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar