Rabu, 09 Maret 2016

Gerhana

Di saat gerhana ini aku kehilangan mu....

aku kehilangan mu saat sinar mentari tertutup bayangan bulan...

iya kamu meninggalkanku ketika teleskop yang kita khusus beli untuk melihat gerhana ini tidak bekerja sebagai mana mestinya

kami menyalahkan ketidakbecusan ku memilih teleskop....

ini puncaknya katamu...
aku bosan dengan segala ketidakmampuanmu...
kamu itu selalu gagal

dan sayangnya kau memilih momen indah gerhana untuk pergi...

kenapa tidak disaat lain.... teriakku dalam kegelapan total sesaat

Sabtu, 20 Februari 2016

Penyihir Tua

Alkisah ada seorang penyihir wanita tua yang telah lama tidak lagi menyihir. Tongkat tuanya tersimpan dalam sebuah kotak kecil yang terkunci rapi dalam lemari pakaiannya. Jubah tuanya juga sudah menjadi kain lap kotor yang berada di lantai dapur, yang setiap hari dipakainya unntuk mengelap tumpahan air atau kuah sup kesukaannya. Sapu terbang lusuh miliknya terlihat tersimpan di belakang pintu kamar berdebu.

Sudah berapa tahun ini dia melupakan takdirnya sebagi seorang penyihir. Teman-temannya sesama penyihir kerap mendatanginya untuk membujuknya kembali menyihir. Mereka bercerita betapa menyenanangkan aktivitas sihir yang mereka lakukan. namun ia tetap tidak peduli dan hanya tersenyum menjawab pertanyaan kawan-kawannya. Tentang alasan dia tidak menyihir lagi.

Ia sekarang mengerjakan semuanya dengan tangannya yang sudah semakin keriput. Mengaduk sup wortel kesukaannya tidak lagi dilakukan dengan melambambaikan tongkat sihir. Kakinya semakin lemah saja, karena ia selalu berjalan kemanapun ia menuju. Ia tak lagi menggunakan sapu terbang atau pun menghilang, untuk kemudian muncul kembali di tempat yang ditujunya. Kadang, ketika kawan-kawannya melihat dia berjalan mereka menghampirinya dan mengajak menumpang sapu terbang mereka. Akan tetapi ia selalu menolak.

Kekuatannya tidak menghilang, masih ada dan bisa dikatakan ia tetaplah penyihir terkuat di wilayah itu, Teman-temannya tahu itu, karena meski ia tak lagi menyihir, aura kekuatan sihirnya masih memancar dengan sangat jelas di mata penyihir yang lain. Hal itu juga yang membuat musuh-musuhnya tidak berani macam-macam padanya.

Ia sering bergaul dengan manusia, sesuatu yang begitu dihindarinya dulu. Sekarang ia kerap mengobrol dengan tetangga-tetangga. Tukar menukar hadiah, saling mengirimkan kue atau sekedar menyapa ketika ada yang lewat. Teman-teman penyihirnya heran dan sering  menyatakan ketidaksetujuan mereka akan kedekatannya yang sekarang berlebihan pada manusia.

"Kalian harus belajar hidup berdampingan dengan manusia, lebih menghargai mereka lagi" katanya ketika ia meninggalkan teman-teman penyihirnya untuk mengantarkan sup wortel pada tetangga sebelah rumah. 
Teman-temannya pun kembali gagal mempengaruhinya.

"Selamat sore rose, saya masak sup kesukaan jenny nih"
"Dia kemana bu ?" penyihir itu berkata sembari menyerahkan mangkuk sup itu kepada madam rose

Madam Rose itu jika dilihat dari wajah berumur sama dengannya. Namun kalau dihitung berdasarkan tanggal dan tahun kelahiran, sudah pasti Madam Rose teramat jauh lebih muda dibandingkan sang penyihir. Madam Rose baru berumur sekitar enam puluh tahun. sementara sang penyihir itu berumur tiga kali lipatnya. madam rose sosoknya seperti seorang manusia seumurannya pada umumnya. Tingginya rata-rata-rata, berat badannya juga tidak terlalu gendut ataupun kurus. Ramput peraknya terlihat semakin mengalahkan rambutnya yang hitam. Tetangga lain mengatakan jika mereka disandingkan mereka ibarat saudara kembar.

Madam Rose tinggal di situ sejak sepuluh tahun yang lalu, Ia tinggal bersama Jenny, cucunya semata wayang yang ditinggal mati oleh ibunya, anak madam rose, dan ayahnya di saat bersamaan. Ketika itu Jenny berumur 3 tahun. Sebuah kebakaran hebat terjadi di perumahan mereka. Saat itu api begitu besar dan menyebar begitu cepat. Selain keluarga Jenny ada juga satu keluarga lain yang meninggal di kebakaran itu. Sepasang suami istri dengan anaknya yang juga seumuran dengan Jenny.

Belum sempat Madam Rose menjawab, terlihat  Jenny berlari-lari kecil dari arah jalan
"Sore... madam Milla..." Kata Jenny saat sudah ada di hadapan sang penyihir.
"Ada madam Milla di sini, artinya aku bakalan makan malam pakai sup wortel nih"
"hmmmm........ lezat" Jenny tersenyum senang, kemudian ia mencium tangan sang penyihir
"Karena kamu suka, makanya madam selalu buat" Penyihir itu tersenyum melihat tingkah laku bocah perempuan yang sudah dianggapnya seperti cucunya sendiri.

Sang penyihir memang teramat sayang kepada Jenny, karena Jenny mengingatkannya akan , Lizzy, cucunya. Jika Lizzy masih hidup pasti akan terlihat seusai dengan Jenny. Lizzy adalah cucu satusatunya Sang Penyihir. Lizzy meninggal bersama kedua orang tuanya sepuluh tahun yang lalu, bersamaan dengan kedua orang tua Jenny.

Sang penyihir ingat benar, ketika itu terjadi kecelakaan....

======================
sebuah upaya menulis cerita panjang, dan akupun kehilangan ketertarikan di tengah jalan






adalah aku yang masih menikmati indahnya kata

adalah aku yang duduk diam di sini menunggu waktu berlalu
bukan kamu yang masih sibuk mengejar entah apa

adalah aku yang masih setia memandang matahari terbenam
bukan kamu yang masih berdiam dalam teriak klakson kendaraan

adalah aku yang masuk ke dalam tanah ini sendirian
bukan kamu yang masih meronta menolak takluk

Rabu, 17 Juli 2013

Manusia dan Ketakuannya pada Manusia Lainnya

Manusia dan ketakuannya pada manusia lainnya.

apa coba ?

Itu kalimat yang ada di draft blog udah lama banget, mungkin dulu ada kejadian yang melatarbelakangi keluarnya kalimat itu, tapi sekarang sudah lupa asal usulnya. Ibaratnya itu kalimat berasal dari negara antah berantah di masa zaman dahulu kala. Kalimat yang muncul dari masa lalu yang menghantui masa sekarang untuk kemudian meneror dan menakut-nakuti agar ia disempurnakan menjadi tulisan panjang. atau ia entitas yang bosan menyendiri dan menginginkan menjadi bagian dari keramaian, anggota kelompok yang menimbulkan keriuhan bersama kalimat-kalimat lain.

Kalau begitu mari kita beri ia teman.

Pertama kita beri ia teman kalimat "Apa yang mendasari manusia bertindak ?" kemudian ada teman lainnya yang hadir "salah satunya adalah ketakutan" oke sudah ada tiga kalimat sekarang, mari gandengkan tangan mereka menjadi kalimat yang utuh.

Percobaan pertama :

Apa yang mendasari manusia bertindak ? salah satunya adalah ketakutan, manusia dan ketakutannya pada manusia lainnya ?

udah cocok belum ?

belum.... kalau gitu kapan-kapan kita coba lagi

Here Comes The Sun

Here comes the sun (doo doo doo doo)
Here comes the sun, and I say
It's all right


Itu penggalan lirik lagu "Here Comes The Sun" dari the most awesome band on earth The Beatles, walau bukan karya ciptaan duo legendaris Paul McCartney dan John Lennon, lagu ini ciptaan George Harrison, akan tetapi lagu ini punya keindahannya tersendiri, melodi gitarnya itu lho, memberi keceriaan betul.


Sabtu, 13 Juli 2013

Cinta, Teh, Puasa dan Antioksidan

Cinta yang tak lagi mengebu laksana kantung teh yang dicelup ke banyak gelas, kehilangan kepekatannya. Di gelas pertama warnanya akan sangat pekat, namun di gelas berikutnya kepekatannya berkurang bahkan ada dmana kantung teh itu tak lagi mampu memberi warna kepada air dalam gelas yang kesekian.


Cinta kantung teh hanya bertahan di bulan2 awal, pekatnya bertahan di gelas2 yang dicelup duluan, untuk kemudian memudar dan kehilangan warna merah kehitamannya. Ibarat cinta yang menjadi dingin dan kemudian benar-benar membeku mnjadi batu.

Jumat, 12 Juli 2013

The Age of Sail Menelan Bangsa Austronesia

The age of sail, masa keemasan kapal layar. Masa dimana kapal besar menjelajahi bumi, dan menguasai lautan. Ada bajak laut sepeti kapten Jack Sparrow (tokoh fiksi dalam Franchise Film Pirates of Caribbean) atau Kapten kapal seperti Cristopher Colombus yang dengan bodohnya mengira Amerika sebagai India. 


Kapal-kapal besar yang mencapai Nusantara dari Belanda dengan niat awal berdagang namun kemudian memiliki ketamakan lebih lanjut untuk menguasai. The age of sail lah yang membuat barat seperti saat ini. Penjelajahan laut mendorong pembuatan koloni baru, eksploitasi kekayaan koloni, penjajahan dan penindasan.