Selasa, 16 Februari 2010

Sebuah Kekaguman pada Sesuatu yang Tidak Biasa

Ada seorang temen yang minta aku dengerin lagunya Velocity yang judulnya masih di hati, kebetulan lagu itu jadi soundtracknya sinetron Para Pencari Tuhan, yang konon sinetron itu digemari jutaan penduduk negeri dengan produksi sinetronnya naudzubillah banyaknya ini. 

Sebenernya aku juga nonton PPT tapi kayaknya gak semaniak temenku yang satu ini. Bahkan temenku ini sampai hapal banget tentang adegan yang paling disukainya ada di episode dan potongan ke berapa. Padahal setauku temenku itu termasuk anti sinetron. Apa sih yang buat dia sangat tergila-gila ama sinetron itu ? tulisan ini coba membahas PPT, walau sepertinya dah basi ya, tapi gak apa2 deh coz memang dah lama gak nulis.


PPT itu almost perfect sinetron, kesimpulan yang dia berikan soal PPT. Sebuah kekaguman pada sesuatu yang tidak biasa menurutku, tidak biasa menurutku, karena PPT itu ibarat seekor burung kakaktua yang sangat berwarna yang tiba-tiba nongol di padang salju. Lebay ya, memang lebay karena memang seperti itulah PPT. 

Saat menonton PPT kita seolah benar-benar ngeliat potret masyarakat kita yang sebenernya, karakter pemainnya seolah memang ada di dunia nyata, tidak ada yang sangat super baik, dan hampir dipastikan karakter yang super jahat juga tidak akan kita temui di sinetron itu. Bandingkan dengan sinetron-sinetron yang lain. Sebut saja tokoh Antagonis yang sangat-sangat jahat bahkan seolah tidak ada kebaikan tersisa dari dirinya. Atau coba lihat tokoh protagonisnya yang luar biasa baik serta sangat mudah tertipu.

Selain faktor tersebut, akting pemainnya juga luar biasa, tentunya ini berkat seorang Deddy Mizwar yang mampu mengarahkan pemainnya berakting selepasdan sebebas mungkin, seolah tokoh yang mereka perankan itu benar-benar dirinya sendiri dan dialog-dialognya ibarat keluar dari hati yang terdalan dan bukan sebentuk akting biasa.

Sinetron ini -meniru mario teguh- super sekali, namun seperti kata temanku tadi, sinetron ini almost perfect jad belum sempurna, belum mencapai derajat perfect. Masih ada beberapa hal yang cukup menggangu, kadang ada bloopernya, sesekali muncul ketidak cocokan alur, dan ada banyak kebetulan yang memaksa. Temenku tadi ngasi contoh soal keinginan asrul dan udin naik haji, yang seolah kebetulan sekali dapat tercapai.

PPT memang sebuah anomali,sebuah "ketidakwajaran" dari sebuah kebiasaan di masayarakat yang berkembang karena efek kepentingan pemilik modal. Ia bak sebentuk daging tumbuh di tubuh persinetronan indonesia. Jadi adalah sangat dapat dimengerti memang kalau kita kagum pada sesuatu yang tidak biasa tersebut. Semoga ramdahan kali ini PPT ada lagi. Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar